Semua orang di Indonesia dan juga di dunia membicarakan Covid-19 yang tidak memerlukan waktu berbulan-bulan bisa menginfeksi seluruh dunia. Hingga saat ini ada sekitar 185 negara yang mengalami pandemi Covid-19 tersebut.

Angka kematian yang disebabkan virus ini juga tidak bisa disebut kecil. Padahal virus Covid-19 merupakan virus yang sama dengan SARS, meskipun sudah mengalami perkembangan.

Daya Tular Covid-19 20 Kali Lebih Kuat Dibanding SARS

Daya Tular Covid-19 Dibanding SARS

Menristek bersama Kepala BIN Bambang Brodjonegoro menyatakan kepada publik bahwa pandemi Covid-19 atau corona memberi dampak sangat besar bagi kehidupan manusia. Penularan yang terbilang sangat cepat menjadi penyebab kenapa virus ini menjadi ancaman besar bagi seluruh negara di dunia, termasuk pula Indonesia di dalamnya.

Bambang juga menyebutkan jika kecepatan penularan virus corona ini mencapai 20 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan Severe Acute Respiratory Syndrome atau SARS. SARS menjadi wabah yang juga menakutkan, namun kasus penyebaran dan penularannya hanya dijumpai di negara-negara tertentu.

Sementara corona justru dijumpai di seluruh penjuru dunia, dan penyebarannya sendiri sangat-sangat cepat. Hal ini didasarkan dari penemuan kasus infeksi corona pertama di Wuhan, China pada Desember 2019. Tidak sampai sebulan virus ini menjadi ancaman mematikan di negara-negara terdekatnya, kemudian meluas melintasi benua.

Lebih lanjut, Bambang juga menjelaskan konsorsium bersama yang diadakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi tengah berupaya untuk mencari solusi. Solusi yang sedang diusahakan keras adalah mengenai pencegahan, pengobatan, dan juga terapi yang efektif untuk mengatasi pandemi corona.

Inovasi tengah dikembangkan hingga detik ini untuk menemukan solusi tersebut. Tentunya dengan keterlibatan berbagai pihak maka inovasi ini akan segera menemukan hasil nyata. Inovasi juga telah dikembangkan dan sebagai hasilnya adalah ditemukannya perangkat tes cepat atau rapid test, perangkat PCR atau polymerase chain reaction. dan juga mesin PCR yang diproduksi dalam negeri.

Bambang menjelaskan lebih rinci mengenai tujuan pengembangan dari berbagai inovasi yang telah ada. Yakni untuk mendapatkan metode pengujian yang lebih mudah, lebih cepat, dan tentunya memiliki akurasi yang tinggi. Pembuatan mesin PCR dalam negeri akan diupayakan sebagai bentuk upaya menyediakan mesin tersebut ke seluruh penjuru negeri.

Tidak hanya berpusat pada mesin tes seperti PCR, konsorsium yang dibentuk juga akan melakukan pengembangan terhadap ventilator, modulator, mobile laboratory BSL2, serum konvalesen, juga AI atau Artificial Intelligence untuk deteksi dini infeksi virus corona.

Bambang juga mengklaim bahwa pihaknya sudah melakukan relaksasi regulasi yang bertujuan untuk mendukung berbagai pengembangan inovasi yang dilakukan. Beliau juga optimis bahwa seluruh masyarakat Indonesia akan mampu melewati pandemi dan kemudian menyongsong era New Norma.

Sebab sejak saat ini sudah mulai diupayakan optimalisasi digital, aktivitas perekonomian dengan kontak langsung yang minim, dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol Covid-19.