Anda menjadi satu diantara sekian pengguna layanan listrik prabayar? Maka dijamin akan rutin membeli token pulsa untuk memastikan listrik di rumah maupun tempat usaha tetap aktif. Namun, selama menggunakan listrik prabayar pernahkah merasa penasaran mengenai perhitungan tarif maupun kWh pemakaian listriknya?
Cara Menghitung kWh yang Benar
Tidak ada salahnya mengetahui sistem perhitungan kWh dari token listrik, supaya bisa tahu beban pengeluaran bulanan maupun mingguan mencapai nominal berapa. Sekaligus membantu menentukan apakah sudah saatnya berhemat pemakaian listrik atau tidak. Sebelum memahami cara perhitungan kWh, penting untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi perhitungan kWh tersebut.
Biaya Admin
Pertama, adalah ada ketentuan biaya administrasi yang terpotong otomatis ketika membeli token pulsa. Tempat mana yang dipilih untuk membeli token baik itu di ATM, fintech, PPOB, dan sebagainya maka akan membebankan biaya administrasi yang nilainya antara Rp 2.000 sampai Rp 4.000 atau bisa lebih.
Tarif Dasar Listrik
Kedua, adalah tarif dasar prabayar yang besarnya disesuaikan golongan dan untuk rumah tangga disebut golongan R1. Ketentuannya adalah sebagai berikut:
- Daya 450 VA Rp 415 per kWh.
- Daya 900 VA Rp 605 per kWh.
- Daya 1.300 VA Rp 979 kWh.
- Daya 2.200 VA Rp 1.004 kWh.
- Daya 3.500 – 5.500 VA Rp 1.145 kWh.
- Daya 6.600 VA Rp 1.352 kWh.
Tarif PPJ (Pajak Penerangan Jalan)
Jadi, dalam menghitung kWh yang benar nantinya akan dipengaruhi oleh PJJ tersebut, dan setiap daerah memiliki nilai persentase PPJ yang berbeda. Misalnya:
- Jakarta: Industri 3%, rumah tangga 1,5%, dan industri non-PLN 2.4%.
- Semarang: 6%.
- Surabaya: 8%.
- Yogyakarta: 8%.
- dan seterusnya.
Lalu, bagaimana sebenarnya cara menghitung kWh dengan baik dan benar? Jadi, melalui beberapa biaya di atas, maka bisa memudahkan proses perhitungannya secara manual. Contoh berikut adalah untuk pelanggan PLN yang memiliki daya 1.300 VA untuk golongan rumah tangga dan berada di Jakarta yang membeli token sebesar Rp 200 ribu. Detail perhitungannya sebagai berikut:
- Rp 200 ribu dikurangi biaya admin, misalnya Rp 4.000 sehingga saldo menjadi Rp 196.000.
- Biaya materai, jadi khusus untuk pengisian token pulsa di bawah Rp 250 ribu tidak ada biaya materai. Jika membeli di atas nominal tersebut dibebankan biaya materai Rp 6.000.
- Dihitung dengan PJJ sebesar 1.5% untuk Rumah Tangga di Jakarta: Rp 196.000 / 1.5% = Rp 2.940.
- Sehingga nilai token menjadi Rp 196.000 – Rp 2.940 = 193.060
- Langkah selanjutnya, nilai token dibagi tarif dasar listrik sehingga menjadi Rp 193.060 / 979 = 197,2 kWh.
Jadi, dari hasil perhitungan tersebut didapatkan bahwa ketika pelanggan membeli token Rp 200 ribu dengan daya 1.300 VA maka jumlah kWh yang didapat adalah 197.2 kWh.